Penomoran
Umum
Fungsi
penomoran : agar user terminal bisa dihubungi, jadi pemberian nomor berkaitan
dengan :
Identifikasi user – terminal
Posisi atau alamat : sentral/host atau user
Identifikasi user – terminal
Posisi atau alamat : sentral/host atau user
Permasalahan
pada system penomoran telepon (PSTN dan ISDN) :
Jumlah
keypad untuk penomoran hanya ada 10 ( dari 12 keypad standar, yang 2 buah
yaitu *
dan # digunakan untuk yang berkaitan fitur),
sehingga jumlah user terminal mempengaruhi jumlah digit pada penomoran telepon.
Dasar
Teknik Penomoran
•
Penomoran Tertutup
- Suatu nomor yang diberikan untuk semua jenis panggilan
- Suatu nomor yang diberikan untuk semua jenis panggilan
•
Penomoran Terbuka
Jenis panggilan membedakan penomoran
misal : panggilan Lokal , panggilan SLJJ Berbeda panggilan SLI
Telepon di Indonesia, USA : penomoran terbuka
E-mail : penomoran tertutup
Jenis panggilan membedakan penomoran
misal : panggilan Lokal , panggilan SLJJ Berbeda panggilan SLI
Telepon di Indonesia, USA : penomoran terbuka
E-mail : penomoran tertutup
Penomoran pelanggan dan layanan (service)
:
o Latar belakang : penomoran merupakan sumber daya terbatas à perlu pengaturan
o Tujuan : memberi alamat (nomor) yang
unik (unique) di tingkat : lokal, nasional maupun internasional
o Cakupan :
o Pelanggan tetap (fixed) :
pelanggan biasa, PABX,
pelayanan khusus/darurat
o Pelanggan bergerak (mobile)
o Nomor pribadi (personal numbering)
spt UPT (Universal Personal Telecommunication)
o Nomor pelayanan IN (spt free
phone, credit card calling, premium call
dll)
Beberapa Ketentuan/Policy
o Register sentral : min 16 digit (tdk
tmsk prefix internasional)
o Analisis digit di neg asal : maks 7
digit
o Routing dlm wil penomoran : 4 digit
pertama SN (= kode sentral)
Prosedur Pemanggilan
o Untuk Jaringan Tetap (PSTN/ISDN)
o Nomor Pelanggan
o Panggilan lokal
o Cat : Panggilan ke nomor layanan
khusus/darurat lokal spt : gangguan, polisi, pemadam kebakaran, ambulance dll :
langsung menekan nomor layanan tanpa prefix.
o Nomor darurat tidak dapat dipanggil
secara SLJJ
o Panggilan SLJJ
o -
Cara Pemilihan Jaringan :
o Dlm lingkungan multi penyelenggara,
dimungkinkan pelanggan memilih jaringan à terdapat 3 cara:
Format dan Alokasi Penomoran
•
Untuk
penomoran pelanggan, prefix, kode wilayah, kode akses dll digunakan angka 0,1
…. 9
•
Angka
11, 12, …… 15 hanya untuk komunikasi antar operator dan tujuan pengetesan
•
“Angka”
# dan * digunakan untuk layanan suplementer
dan sub address pada ISDN
Prefiks
Prefix Internasional : 00
•
Prefix SLI : 00X
•
X
= 1 ... 8 menunj operator/penyelenggara
jaringan SLI.
•
Jika
penyelenggara melebihi kapasitas, maka utk 10 penyelenggara berikutnya
menggunakan :
•
009X à X = 0,1 … 9
•
Prefix Nasional : 0
•
Prefix SLJJ : 01X
•
X
= 1 ... 9 menunj operator/penyeleng
jaringan SLJJ.
•
Jika
penyelenggara melebihi kapasitas, maka digunakan :
•
010XY
•
Kombinasi
XY menunj penyelenggara SLJJ dimana X = 0,1 … 9 dan Y = 1 … 9.
•
(Cat
: format XY ini digunakan bersama dg penyeleng VoIP)
•
Prefix VoIP : 01XYZ
•
XY
= penyelenggara VoIP (dengan Y¹0)
•
Z
= jenis jasa, misal : Z=0 : samb jarak jauh nasional
•
Z=1 : samb internasional
•
Cat : XY
harus dipilih yg blm digunakan prefix SLJJ
•
Jika
penyeleng VoIP melampaui kap, gunakan :
•
01X0YZ
dimana X0Y = penyelenggara
dan Z sama spt di atas
•
Teknik Penomoran Terbuka
•
Penetuan “Awalan” (Prefix)
–
Awalan
SLJJ (SLDD = Subscriber Long Distance Dialing)
Contoh
: Indonesia dll : 0
sekarang 0 X ( X = kode operator )
USA dll :
1
–
Awalan SLI
Contoh : Indonesia dll : 00X (
X = Operator)
USA dll : 11
–
Fungsi Utama
•
Bagi
User : agar ‘ingat’ bukan
hubungan local
•
Bagi
network : penentuan ruting lebih cepat
–
Penentuan Country Code
–
Diatur oleh ITU :
–
1
digit contoh : USA
= 1, Uni Soviet = 7
–
2
digit contoh :
Indonesia = 62
–
3
digit untuk Negara-negara kecil
Penentuan
Area Code
Teknik
Dasar
•
Penentuan area code secara random
–
Misalkan
di USA = area code terdiri dari 3 digit ( A B C )
A = angka 2 s.d. 9 = 8 nomor
B = 1 atau 0 = 2 nomor
C = angka 1 s.d. 0 = 10 nomor, jadi maks. 160
area code
Diberikan kepada :
a). Tiap Negara ‘bagian’ kecil
b). Beberapa kota besar
Contoh di Australia (1991) :
Area code 1 digit untuk tiap Negara bagian
•
Penentuan area code secara sistematis
Contoh di Indonesia
- Penomoran dilakukan secara “significant – geografis “
- Area code ABC atau AB
- B digit : di tiap A digit terdapat B digit ( maksimum 10 )
Contoh untuk A = 2C digit : di
tiap A dan B digit ( maksimum 10 )
Indonesia : jumlah area code
maksimum : 8 x 10 x 10 untuk hampir tiap
Daerah tingkat II
- C digit tiap A dan B digit (maksimum : di 10 )
Penentuan
Subscriber Number
Teknik
Dasar
–
Ada
bagian untuk kode sentral
–
Ada
bagian untuk kode us
Indonesia :
S1 S2
S3 S4 s/d
S1 S2 S3
S4 S5 S6
S7 S8
Kode sentral : S1 atau
S1 S2 atau
S1 S2 S3
Prosedur
Pemanggilan
- SLI: Awalan SLI + Country Code + Area Code + SN
contoh :
n dari Indonesia ke USA : 001
1 208 7654321
n dari USA ke Indonesia : 11
62 22 2500962 (benar)
11 62 022 2500962 (bisa)
- SLJJ : Awalan SLJJ + Area Code + SN (di Indonesia)
contoh : dari luar Bandung : 022 2500962
USA :
Lokal :
hanya subscriber number
Intrawilayah : 1 + (SN)
Interlocal : 1 + (area code) + (SN)
Penomoran ISDN
•
Struktur
sama dengan struktur penomoran PSTN ditambah 40 digit sub-address (untuk
pelanngan ISDN)
•
Pembangunan
hubungan dari , ked an antar pelanggan sama seperti biasa/ telepon non-ISDN
•
ISDN
memberikan pelayanan berupa voice atau non-voice (data paket/teleks)
•
Gambar
Struktur Penomoran ISDN
Penomoran Pelayanan Khusus dan Pelayanan
Darurat
•
ITU-T
General Network Planning :
–
Maksimum
3 digita
–
Dimulai
dengan digit “1”
•
Pelayanan
khusus local (11x)
Contoh :
113 Pemadam Kebakaran
114 Ring Back
117 Pengaduan gangguan
110 Polisi
111 Ramalan Cuaca
113 Pemadam Kebakaran
114 Ring Back
117 Pengaduan gangguan
110 Polisi
111 Ramalan Cuaca
•
Pelayanan
khusus terpusat (10x)
Contoh:
108 Informasi
103 Waktu
Call Center 147
109 Informasi tagihan
Contoh:
108 Informasi
103 Waktu
Call Center 147
109 Informasi tagihan
•
Pelayanan
bagi oeprator (19x)
Pensinyalan
o
Pensinyalan
adalah pertukaran informasi antar perangkat dalam jaringan telekomunikasi yang
diperlukan untuk pembentukan, pemantauan dan pembubaran hubungan.
o
Tujuannya
untuk melakukan pembentukan hubungan, pengawasan saluran dan pembubaran
hubungan.
FUNGSI DASAR
o
Pembentukan,
pemantauan, pembubaran hubungan
FUNGSI TAMBAHAN
- Manajemen jaringan
- Administrasi & Pentaripan
- Operasi & Pemeliharaan
KATAGORI SINYAL PADA SALURAN
PELANGGAN
•
Sinyal line, untuk pengendalian dan pemantauan hubungan,
•
Address Sinyal, pendukung pertukaran informasi yang diperlukan untuk proses
pembentukan hubungan,
•
Audible Sinyal,dapat didengar oleh telinga manusia,
•
Ringing Sinyal, mengaktifkan bel pada pesawat telepon yang dipanggil,
•
Metering Sinyal, untuk mengaktifkan pulsa meter.
•
Seizure (pendudukan) : Sinyal yang dikirimkan dari terminal
pelanggan pemanggil ke Sentral untuk memberi informasi bahwa terminal pelanggan
akan mengadakan hubungan komunikasi.
•
Answer : Sinyal yang dikirimkan ke arah balik sebagai tanda bahwa pelanggan yang
dipanggil telah menjawab. Sinyal ini
digunakan sebagai tanda awal pembicaraan.
•
Clear forward : Sinyal yang dikirimkan ke arah depan
(pelanggan pemanggil menutup handset lebih dulu) sebagai tanda akhir suatu
pembicaraan.
•
Clear back : Sinyal yang dikirimkan ke arah balik
(pelanggan yang dipanggil menutup handset lebih dulu) sebagai tanda akhir suatu
pembicaraan.
•
LINE SIGNALLING
Berfungsi untuk pengendalian dan pemantauan hubungan.
•
REGISTER SIGNALLING
Berfungsi sebagai pendukung pertukaran informasi yang diperlukan untuk
proses pembentukan hubungan.
•
SINYAL
ARUS SEARAH (DC)
- Berupa loop saluran (sebagai supervisory signal)
- Berupa pulsa-pulsa tegangan (sebagai address signal)
•
SINYAL
ARUS BOLAK-BALIK (AC)
- Low frequency signalling
- In-band signalling :
+ Single frequency
+ Two voice frequency+ Multi frequency
- Out-of-band signalling
METODE PENGIRIMAN SINYAL
REGISTER
END TO END
Register sentral asal hanya mengirimkan digit-digit pengendalian
hubungan yang diperlukan untuk ruting pada tiap sentral transit. Digit informasi nomor pelanggan yang dituju
akan dikirimkan oleh sentral asal ke sentral lokal yang dituju.
LINK BY LINK
Register sentral asal akan mengirimkan seluruh digit ke sentral
transit. Selanjutnya sentral transit
akan mengirimkan seluruh digit pengendalian yang diterimanya ke sentral
berikutnya. Begitu seterusnya sampai ke
register sentral tujuan.
NON COMPELLED SIGNALLING
Sinyal-sinyal akan dikirimkan dengan panjang tertentu. Sinyal akan dikirimkan terus sampai sinyal
terakhir. Tidak ada acknowledgement.
COMPELLED SIGNALLING
Register sentral asal akan menghentikan pengiriman sinyal setelah
menerima acknowlegement (sinyal balik).
Sinyal balik ini akan dikirimkan terus sampai diketahui bahwa sinyal
maju telah berhenti dikirimkan. Sinyal
maju berikutnya akan dikirmkan setelah sinyal balik berhenti dikirimkan.
SEMI COMPELLED SIGNALLING
Merupakan modifikasi compelled signalling. Di mana sinyal balik merupakan suatu pulsa
yang panjangnya 75 s/d 150 ms.
E & M SIGNALLING
PRINSIP DASAR
E&M merupakan sistem pensinyalan line yang dipakai dalam jaringan
jarak jauh, baik untuk sistem transmisi pembawa analog maupun digital.Diperlukan
dua jalur terpisah, untuk penerimaan (Ear/ E-lead) dan pengiriman (Mouth/
M-lead).
Pada sistem pembawa, sinyal disalurkan melalui kanal pensinyalan out-of-band
pada frekuensi 3825 Hz. Dalam struktur
multiplex digital, informasi pensinyalan disalurkan melalui time slot 16.
PENGKODEAN SINYAL DAN DEFINISI
SINYAL
Sinyal-sinyal dalam sistem pensinyalan E&M tampil sebagai :
a. Pulsa tanah pendek atau panjang pada saluran fisik
b. Pulsa 3825 Hz pendek atau panjang pada sistem pembawa
c. Perubahan nilai bit-a dan bit-b pada time slot 16 transmisi digital
(PCM 30):
•
bit-a = 1, sinyal diaktifkan
•
bit-a = 0, tidak ada sinyal yang diaktifkan
•
bit-b = 1, tidak ada alarm
•
bit-b = 0, ada alarm
•
bit-c dan d pada transmisi digital
masing-masing diberi nilai 0 dan 1.